diperingati setiap tanggal 12 November. berbeda dengan yang diperingati setiap minggu ketiga bulan Juni. Kendati demikian, keduanya memiliki esensi dan makna yang sama, yakni apresiasi dan penghormatan pada sosok ayah.
adalah hari untuk menghormati kebapakan, ikatan ayah serta pengaruh ayah dalam masyarakat. di Indonesia pertama kali dinyatakan pada tahun 2006 di Balai Kota Solo dan dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk orang-orang dari komunitas komunikasi antar agama.
Peringatan diprakarsai oleh paguyuban lintas agama dan budaya bernama (PPIP). Bermula dari PPIP yang merayakan Hari Ibu di Solo dengan mengadakan lomba menulis surat untuk ibu pada 22 Desember 2004. Di akhir acara, mayoritas peserta bertanya terkait penyelenggaraan lomba serupa untuk ayah. Namun, saat itu belum ada agenda nasional untuk memperingati Hari Ayah. Padahal, ayah sebagai bagian dari keluarga juga memegang peranan penting dalam membentuk karakter keluarga.
PPIP pun melakukan audiensi kepada DPRD Surakarta untuk menyusun agenda peringatan . Selesai audiensi, tepatnya pada 12 November 2006, PPIP menggelar deklarasi di Pendapi Gede Balai Kota Solo yang dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan.
Hari Ibu merupakan hari untuk mengenang jasa ibu sementara bertujuan menghargai sosok bapak atau orangtua secara keseluruhan.
Bapak dan ibu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, dimana seorang anak membutuhkan keduanya sebagai keseimbangan kesadaran.